Posts

Showing posts from May, 2020

Terimakasih Kalian - Sebuah Catatan tentang KMCS

Image
Sejak awal, tujuan Ruparasa dibangun adalah untuk berbagi sedikit cerita tentang kehidupan saya. Ya, cerita sejak lahir, seputar kondisi kaki saya, juga bagaimana saya menjalani kegiatan sehari-hari, seperti bersekolah dan berteman. Lalu, muncullah ide membuat satu rubrik baru bernama KMCS (Kata Mereka, Celoteh Saya). Berisi cerita-cerita ringan saya tentang sejumlah orang yang pernah dan masih mewarnai hidup. Agak berbeda, saya pun menambahkan sedikit pendapat mereka tentang saya. Tak terasa, KMCS telah masuk bagian kesepuluh. Ada lima sahabat lelaki dan lima sahabat perempuan dengan ragam kisahnya yang menarik. Terimakasih untuk kalian semua; Ajeng Nur Indah Sari, Fitriara, Arsylia Imasiwa, Nezli Rohmatullaili, dan Alfa Anisa. Juga untuk kalian; Ananta Yogi, Dimas Fanny, Mas Burhanuddin Muhammad Yusuf Annuri, Irsyadul Ibad, serta Kak Ahmad Fahrizal Aziz. Terimakasih telah menjadi bagian dari rubrik KMCS, dan telah bersedia membagi pendapat-pendapat jujurnya tentang saya. D

Kata Mereka, Celoteh Saya (10) - Ahmad Fahrizal Aziz

Image
"Dinda itu terlalu bawa perasaan, lebay, gampang lupa, kurang percaya diri, kurang ekspresif, namun berhati lembut dan mau terus belajar." -Kak Fahri Saya tertawa; benar-benar tertawa, saat membaca kalimat di atas. Tidak mengira dia akan berkata begini. * Mengenalnya sejak akhir 2007, saya tidak menyangka masih bersahabat baik dengannya hingga kini. Kami diperkenalkan oleh ekskul Jurnalistik di MAN Kota kala itu. Dia adalah kakak kelas saya, sama-sama ada di jurusan Bahasa. Kami juga cukup sering mengobrol di depan kelas sepulang sekolah. Ada banyak hal yang mengisi bincang kami ketika itu. Seputar Jurnalistik, dunia tulis-menulis, buku, musik, film, juga mata pelajaran hari itu. Karena jurusan kami sama, mata pelajaran yang diajarkan pun juga sama, meski berbeda tingkatannya, tentu saja. Paling sering kami mengobrol tentang pelajaran Sastra dan Bahasa Inggris. Kebiasaan berbincang itu masih terbawa hingga sekarang. Meski tak sesering dulu, karena kesibukan

Kata Mereka, Celoteh Saya (9) - Irsyadul Ibad

Image
"Aku menerima Mbak Dinda sebagaimana adanya, sama seperti yang lain. Jadi aku tidak bisa menilai positif-negatifnya orang." -Irsyad Balasan itulah yang saya terima saat memintanya sebutkan dua kalimat tentang saya. Meskipun begitu, saya akan tetap menuliskan ini buat dia. Saya mengenal Irsyad di FLP Blitar, sekitar awal tahun 2016. Melihatnya pertama kali, ia terlihat cuek dan pendiam. Tapi sebenarnya, itu hanya kesan awalnya saja. * Seorang Irsyad adalah humoris, dan punya pemikiran dewasa dan jauh ke depan, padahal usianya beberapa tahun lebih muda dari saya. Dia berbakat di dunia desain dan menggambar. Dia juga piawai menulis cerpen. Ide-idenya brilian, pemilihan katanya juga bagus. Satu lagi, lelaki yang biasa saya sapa Ibad ini juga menguasai dua jenis alat musik, yaitu gitar akustik dan piano. Dia pernah mengirim file mp3 permainan pianonya pada saya. Saat itu, dia memainkan salah satu lagu Yiruma. * Ada satu momen tak terlupakan buat saya. Kalau tak sa

Kata Mereka, Celoteh Saya (8) - Dimas Fanny Hebrasianto

Image
"Dinda itu overthinking dalam hal apapun, dan suka nggak enakan sama orang. Tapi dia punya ambisi dan tekad kuat untuk sesuatu yang ingin diraihnya." -Dimas Saya mengenalnya sejak SD, saat kelas empat. Tapi, saya tidak terlalu dekat dengannya saat itu. Saya justru lebih sering ngobrol dengannya sejak 2016. Dimas adalah seorang unik yang suka bulutangkis, animasi, novel fantasi, dan naik kereta api. Sejumlah gunung pernah didaki, beberapa pantai disinggahi. Rasa cinta pada alam dalam dirinya pun sudah terbukti. * Lelaki yang memfavoritkan Duo Minions alias Kevin-Marcus ini menyelesaikan pendidikan Teknik Informatika jenjang D4-nya di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), dan di ITS Surabaya untuk S2-nya. Dia juga sempat menjadi dosen di salah satu universitas di Blitar. Jujur saja, saya agak tidak menyangka. Sebab, seingat saya, dulu saat di SD Dimas cukup sering diusili oleh Gilang, meski dia berani membalas. Tapi kini, boleh dikatakan, Dimas adalah salah

Kata Mereka, Celoteh Saya (7) - Burhanuddin Muhammad Yusuf Annuri

Image
"Adinda Rahma Dara Kinasih adalah seorang adik imut, ramah, dan manis. Pekerja keras tanpa rasa peduli rasa lelah di tubuh, walau di hati terkadang pernah juga menyerah. Adik manis yang selalu butuh dukungan dari orang-orang yang dirasa nyaman untuk diajak berbagi dan senasib. Tak peduli kata orang, itulah yang selalu ada dalam pikirannya. Namun terkadang selalu kepikiran dengan perkataan orang tentang dirinya. Dinda harus tetap semangat dengan kondisi kaki yang sekarang, karena Dinda masih bisa bebas berjalan tanpa bantuan kruk." -Mas Aan * Namanya cukup panjang; Burhanuddin Muhammad Yusuf Annuri. Panggil saja dia Aan. Dia adalah putra Dokter Chandra Kusuma, dokter yang menangani saya sejak lahir hingga balita. Saat kecil, saya mungkin pernah bertemu dengannya. Tapi sungguh, saya lupa. Kami justru dipertemukan lagi sekitar tahun 2013, lewat direct message di Twitter. Bagaimana awal temu itu? * Beberapa waktu sebelumnya, ibu saya sempat bertandang ke rumah

Kata Mereka, Celoteh Saya (6) - Ananta Yogi

Image
"Tidak banyak yang bisa diingat, tapi Dinda kecil dulu cerewet juga, ternyata." -Ananta Yogi Namanya Yogi. Dalam ingatan saya, ia adalah lelaki kecil yang gesit. Kami sempat sekelas saat bersekolah di RA Perwanida. Kemudian, saat masuk SD, ada teman saya yang bernama Yogi juga. Saya sempat agak rancu saat itu. Apakah ini Yogi kawan saya di TK atau bukan. Ah, daya ingat saya cukup payah, rupanya. Tapi akhirnya saya pun sadar, ini dua Yogi yang serupa tapi tak sama. Yang satu bernama Ananta Yogi. Satunya lagi Yogia Gusti Yahya. Nah, kawan saya di TK adalah Ananta Yogi. * Saya bertemu lagi dengan Yogi justru saat masuk SMA di MAN Kota Blitar. Tapi di sini kami berbeda jurusan. Saya di Bahasa, dan dia di IPA. Saat angkatan saya dulu, kelas Bahasa dan IPA letaknya bersebelahan. Walaupun begitu, kami malah tak pernah menyapa. Kalau diingat lagi sekarang, lucu juga. Teman lama, tapi justru tak saling sapa. Padahal saya tahu dan ingat, kalau dia adalah Yogi teman saya

Kata Mereka, Celoteh Saya (5) - Alfa Anisa

Image
PEREMPUAN YANG MENCINTAI BUKU Barangkali aku mengenalnya hampir lima tahun, lebih atau kurangnya bisa ditanyakan pada kalender yang setia mencatat setiap pertemuan. Kurang ramah dan cuek sudah terlalu lama menghuni sekujur tubuhku, mungkin memang sifat itu terlahir dari cerita-cerita novel yang kubaca sejak Tsanawiyah. Dia datang terlambat, tapi senyumnya bertebaran kepada orang-orang yang hadir. Duduk di sampingku, menyapa ramah. Aku hanya senyum basa-basi karena benar-benar tak bisa menumbuhkan ramah yang terlanjur diusir trauma. Bukankah aku menulis ini karena permintaan kebaikan dan keburukan. Jadi baiklah mulai fokus kepada tiga hal dari masing-masing permintaan. Perempuan itu baik. Mencintai dan merawat buku-bukunya yang berjajar rapi di rak kamar. Aku tak selalu memiliki buku baru, hanya mengandalkan kuis dan gratisan buku terkadang pemberian teman. Tapi, perempuan itu menawarkan buku-bukunya untuk kubaca di rumah. Terbitan baru pula, nikmat mana yang bisa didustakan ji

Kata Mereka, Celoteh Saya (4) - Arsylia Imasiwa

Image
"Yang kutahu, Dinda itu selalu menebar aura positifnya. Sepertinya orang yang di dekatnya akan ketularan bahagia. Tapi, kalau mau ketemu dia harus janjian dulu, kayaknya." -Arsylia Dia adalah salah satu kawan yang paling saya ingat namanya. Bagaimana tidak, namanya memang indah sekali. Arsylia. Nama yang secantik orangnya. Arsyl adalah teman saya sejak duduk di bangku TK. Sayangnya, daya ingat saya lemah dalam memilah memori masa TK saya bersamanya dulu. Pokoknya yang paling saya ingat adalah nama dan wajahnya. * Arsylia sempat dua kali menuju rumah saya. Yang pertama, lupa kapan tepatnya. Sudah beberapa tahun lalu. Saat itu, dia datang bersama keluarganya. Sayang sekali, saya sedang ke Malang. Yang kedua, kalau tidak salah setahun atau dua tahun lalu. Sore itu, sekitar pukul tiga, ia mengetuk pintu rumah saya sembari mengucap salam. Saya tak mendengarnya sama sekali, karena tengah dibuai mimpi. Ah, sayang sekali. Untuk sedikit melipur rasa bersalah, saya lekas

Kata Mereka, Celoteh Saya (3) - Nezli Rohmatullaili

Image
"Mbak Dinda itu baik banget, tapi kadang ngeselin dan terlalu spontan." -Nezli Mengenalnya pertama kali di FLP Blitar, kalau tak salah tahun 2016. Lucu dan polos, itu kesan pertama saya saat melihatnya. Gaya bicaranya khas dan selalu berhasil mengundang gelak tawa saya. Tak disangka, gadis ini penggemar sepakbola, juga novel-novel terjemahan. Tak heran, gaya bahasa dan tulisannya pun tak jauh-jauh dari situ. Tak ketinggalan, bakat merajutnya juga patut diperhitungkan. Beberapa kali saya memesan hasil kreasinya. Tak hanya merajut, kadang ia juga membuat pembatas buku. Baru-baru ini, ia membuat snack bouquet untuk temannya yang wisuda. Sungguh, kreatif sekali. Di balik wajah imut dan tingkah polosnya, gadis kelahiran Januari ini pun pernah berada di titik terendah. Sang Ayah wafat saat ia masih duduk di bangku SMP. Kini ia tinggal berdua bersama sang Ibu. Dan kemudian, saya pun bisa melihat sisi-sisi kedewasaan dari dalam dirinya. Terimakasih untuk keceriaan dan ke

Kata Mereka, Celoteh Saya (2) - Fitriara

Image
"Mbakdins itu nyebelin kalau lagi maksa-maksa, kadang suka plin-plan kalau pas pesan makanan. Tapi romantis." -Fitriara Saya pertama kali bertemu dengannya di event launching buku Antologi Cerpen Jejak-Jejak Kota Kecil. Kala itu, ada sebuah kuis sederhana. Dia berhasil menjawab satu pertanyaan, dan mendapat hadiah sebatang cokelat. Cokelat itu saya beli beberapa jam sebelumnya, dan memang untuk doorprize . Siapa sangka cokelat itu jatuh ke tangannya. Kemudian, dia pun sempat ikut pula ke acara talkshow bersama Asma Nadia di IAIN Tulungagung. Lalu entah bagaimana, hingga kami bisa sedekat ini sampai sekarang. Bertemu Ara-begitulah gadis ini biasa saya sapa, seperti jadi rutinitas saban akhir pekan. Kadang kami bertandang ke kafe yang baru buka di kota ini. Tapi lebih sering mengunjungi beberapa kafe yang sudah pernah didatangi. Biasanya karena ada promo atau memang ingin ke sana. * Apa yang bisa saya lukiskan tentang seorang Fitriara? Dia adalah gadis penyuka t

Kata Mereka, Celoteh Saya (1) - Ajeng Nur Indah Sari

Image
"Dinda itu inspiratif, selalu dipenuhi hal positif, selalu bersyukur, dan suka berteman. Tapi masih mudah dipengaruhi dalam beberapa hal." -Ajeng Saya tidak mungkin lupa sosok gadis hitam manis berkepang satu itu. Sapa dan senyum ramahnya begitu membekas di ingatan, meski ia tak terlalu menghabiskan banyak waktu di kota ini. Kami dipertemukan oleh sebuah sekolah yang sama, di masa Sekolah Dasar. Saat itu, dia cukup sering main ke rumah saya. Meski akhirnya ketika kenaikan kelas 2, dia harus pindah sekolah ke Jakarta. * Tak diduga, jumpa kembali saya dengan teman-teman di SD saat Lebaran 2012 lalu, turut membawa cerita tentangnya. Dan akhirnya, di bulan Desember 2013, Ajeng benar-benar datang ke rumah saya bersama teman-teman yang lain. Tak disangka, ia makin cantik saja. Seharian itu kami bersama-sama pergi ke sejumlah tempat, sejak pagi hingga malam. Tak lama selepas pertemuan itu, dia menikah. Ada dua teman SD saya yang menuju Bekasi demi dapat hadir di hari baha

Masa Sekolah (6) - Perguruan Tinggi

Image
Sejak lulus dari MAN tahun 2010, orangtua saya menyarankan untuk melanjutkan kuliah di Universitas Terbuka. Universitas ini adalah yang pertama di Indonesia yang menerapkan sistem belajar jarak jauh. Universitas ini ada di seluruh Indonesia, dan berpusat di Tangerang. Sistem belajar jarak jauh ini ditempuh lewat internet dan modul, yang dapat dibeli secara online , kemudian dikirim lewat pos. Dalam laman resmi UT, tersedia sejumlah fitur, seperti ruang diskusi antar mahasiswa, penugasan, pengumuman nilai ujian, majalah kampus, dan radio streaming . * Saya mendaftar di Universitas Terbuka Malang jurusan Sastra Inggris Penerjemahan. Entahlah, mungkin memang minat saya pada Bahasa Inggris masih tetap ada. Jika dihitung-hitung, masa belajar di UT hanya selama tiga bulan, kemudian langsung ujian akhir semester. Bentuknya adalah ujian tulis, dan dilaksanakan pada hari Minggu. Mengapa? Sebab, mayoritas mahasiswa UT adalah mereka yang juga bekerja. Ada yang menjadi guru, karyawan, da

Masa Sekolah (5) - Sekolah Menengah Atas

Image
Masa putih abu-abu saya lewati di sebuah sekolah bernama MAN Kota Blitar. Jujur saja, awalnya saya terpaksa masuk ke sekolah ini. Entah kenapa. Tapi akhirnya saya jalani saja. Dan ternyata sekolah ini memberikan banyak warna dan cerita yang tak pernah saya duga sebelumnya. Saat kelas sepuluh, saya ada di kelas H. Tak terlalu banyak teman yang saya ingat di sini. Ada Diana, Evi, Sapto, Dwi Wisnu, Ishomudin, dan lainnya. Sungguh, saya lupa. Maafkan. * Jelang kenaikan kelas sebelas, saya sudah memutuskan akan masuk jurusan mana. Tak lain tak bukan, Bahasa. Ya, jurusan yang konon tak banyak diminati ini. Dua tahun berada di kelas ini memberi kesan tersendiri buat saya. Di kelas ini saya kembali bertemu Anis Nur Hidayah. Tak hanya itu, ada Like Fitria dan Yuni Azizatul juga. Bangku saya dulu adalah di ujung kiri, samping jendela dan di depan meja guru. Saya sebangku dengan Like. Sedangkan Anis dan Yuni bertempat di bangku belakang kami. Selain Anis, Like, dan Yuni, teman

Masa Sekolah (4) - Sekolah Menengah Pertama

Image
Masa SMP saya lewati di Madrasah Tsanawiyah Negeri Blitar di kawasan Karangsari. Sejujurnya tak terlalu banyak yang bisa saya ingat dari masa ini. Maka, saya akan coba menuliskannya seingat saya. * Di kelas tujuh, saya masuk kelas E. Di sekolah ini, kelas E, F, G, H, dan I adalah kelas khusus perempuan. Konon, kelas E adalah kelas unggulan yang menjadi anak-emas para guru. Jujur saja, saya sendiri tak tahu mengapa bisa masuk ke kelas E. Saya rasa, saya tak terlalu pas untuk masuk ke sana. Teman dekat saya di kelas ini adalah Anis Nur Hidayah. Anis inilah yang pertama kali menginspirasi saya menulis. Di jam istirahat, dia gemar menulis cerpen, novel, dan puisi. Ada buku-buku tulis yang khusus ia sediakan untuk ini. Berawal dari menjadi pembaca, kemudian saya ikut menulis juga. Ingin tahu cerita apa yang pertama kali saya tulis? Tentang para akademia AFI 2005! Hahaha. Kala itu, saya memang ngefans berat dengan salah satu finalisnya yang bernama Bojes. * Di kelas delapan,

Masa Sekolah (3) - Sekolah Dasar

Image
Enam tahun Merah Putih saya jalani di sebuah sekolah bernama SDI Kardina Massa, di Jalan Kalimantan. Saya mulai masuk SD di usia 6,5 tahun, kalau tidak salah di 1998. Kawan-kawan di masa SD inilah yang paling saya ingat. Sebab, kami sempat bertemu lagi di Lebaran tahun 2012. Beberapa dari mereka menyempatkan ke rumah saya. Setelah itu, ada beberapa kali lain kami bertemu, di sejumlah acara. Selain itu, saya masih menyimpan sebuah diari berisi biodata mereka semua. Ada pula satu lembar yang memuat tanggal ulangtahun mereka semua. Dulu, menulis biodata adalah kegembiraan tersendiri. Selalu ada pulpen warna-warni dan aneka model tulisan. Pokoknya kami berlomba menuliskan biodata seindah mungkin, hahaha... * Bicara masa SD adalah salah satu masa yang penuh warna juga bagi saya. Ada bermacam reaksi dari teman-teman terkait kondisi kaki saya. Ada yang selalu sabar menemani dan membantu saya, juga menunggui saya. Karena saat SD dulu saya lamban sekali dalam melakukan banyak hal yan

Masa Sekolah (2) - Taman Kanak-Kanak

Image
Masa Taman Kanak-Kanak (TK) saya mulai di jelang akhir tahun 1996. Kala itu, saya baru pindah ke Blitar. Saya masuk ke Raudhatul Athfal (RA) Perwanida Blitar, yang terletak tak jauh dari Kantor Departemen Agama Kabupaten Blitar. Pelajaran di TK ini hampir sama dengan masa Playgroup. Mungkin, perbedaannya hanya lebih diintensifkan untuk belajar membaca dan menulis. Tak lupa, hafalan surat-surat pendek, doa sehari-hari, juga sejumlah hadits. Ada pula materi membuat prakarya, misalnya meronce atau melipat. Beruntungnya, saya memiliki guru dan teman-teman yang baik. Dua guru kelas saya saat itu adalah Bu Enggal dan Bu Anis. Saat materi belajar di luar kelas, saya pun ikut serta. Tentunya didampingi dua guru kelas kesayangan tersebut. Saya pun beruntung punya banyak teman yang baik. Ada beberapa dari mereka yang masih saya ingat, yakni Hafizha Ramadhani, Claudia Diba, Arsylia Imasiwa, Rochma Al Bestary, dan Ananta Yogi. * Ada satu kejadian lucu yang masih saya ingat saat TK dul

Masa Sekolah (1) - Playgroup

Image
Masa sekolah saya diawali dari sebuah Kelompok Bermain (Playgroup) bernama Hidayatul Mubtadi'in. Sekolah ini terletak di Jalan Danau Maninjau Selatan Dalam, Blok D1-c19, Sawojajar. Ya, sekolah ini masih berada satu perumahan dengan rumah saya. Walaupun begitu, jarak rumah saya dan sekolah cukup jauh. Ibu yang mengantar saya setiap hari, dengan naik sepeda. Saya bersekolah di sini sejak bulan September 1995 hingga Juni 1996. * Pada masa itu, pelajaran di sekolah ini cukup beragam dan mengasyikkan. Ada materi mewarnai, menggambar bentuk, kolase, melipat, bernyanyi, menari dengan iringan musik, berhitung menggunakan tiga bahasa, senam, berenang setiap Jumat atau Sabtu, dan tentunya juga menulis huruf hijaiyah, serta hafalan doa-doa dan surat pendek. Di masa PG ini, saya hanya sanggup mengais sepotong-sepotong memori. Dulu, kalau tak salah, saya belum terlalu kuat berjalan sendiri, jadi Ibu lebih sering menggendong atau menggandeng saya menuju ke kelas. Untunglah, teman-tema

Part 2.2 : Terapi dan Alat Bantu

Image
Saat duduk di bangku SMA, saya pun sempat mencoba terapi lain. Metodenya adalah pijat tradisional disertai obat herbal. Terapisnya bernama Pak Rasyid. Kala itu, kira-kira beliau berusia separuh abad lebih sedikit. Bibi saya yang pertama kali mengenal beliau, lalu menyarankan saya untuk datang ke sana. Praktik terapi itu dilakukan di rumah beliau di kawasan Landungsari, Malang. Selama sesi terapi, Pak Rasyid-yang kerap menyebut dirinya Pakdhe, terus mendorong saya untuk berlatih di rumah. "Terapi dan obat-obat ini adalah cara Pakdhe membantumu. Selebihnya, dirimu sendiri juga berusaha." ujar beliau kala itu. Obat-obat herbal beliau ada yang berbentuk pil bulat berwarna hitam, berbau khas, dan rasanya pahit sekali. Selain itu, seingat saya, ada ramuan dedaunan yang dibalurkan ke kaki saya setiap malam. * Entahlah, tapi saat itu saya merasa, terapi ini membawa perkembangan. Kekakuan kaki saya sudah cukup berkurang. Saat berjalan pun sudah terasa lebih ringan. Ta

Part 2.1 : Terapi dan Alat Bantu

Image
Ada beberapa jenis terapi yang pernah saya jalani, dari usia balita hingga SMA. Semuanya memiliki metode dan jenis obat yang beragam. Kali ini, saya akan membahas terapi pertama. * Menurut cerita Ibu, ketika saya memasuki usia lazimnya bayi merangkak, saya justru tidak merangkak. Menurut perkiraan dokter anak yang menangani saya saat itu, mungkin saya memang tidak melewati fase merangkak. Dokter itu pun menyarankan untuk berkonsultasi pada dokter rehab medis. Sembari menunggu, beliau memberi saya sejumlah vitamin. Singkat cerita, bertemulah saya dengan dokter rehab medis tersebut. Namanya Bu Andri Wijayanti. Awalnya, terapi dilakukan di RS Saiful Anwar, Malang. Hingga akhirnya terapi berlanjut di rumah beliau. Rupanya, beliau tinggal di perumahan yang sama dengan saya, hanya berbeda blok saja. * Saya menjalani terapi ini sejak balita hingga SMP kelas dua. Pada tahun 1996, saya dan kedua orangtua pindah ke Blitar. Namun terapi tetap berlanjut. Metode yang dipakai dalam