Secuil Cerita dalam Perayaan HPI (2)

Saya tiba di Sanggar Budaya Istana Gebang pukul 19.30, terlambat tigapuluh menit dari yang dijadwalkan. Namun, ada yang aneh dengan langkah saya. Kenapa jadi sempoyongan begini? Meski biasanya saya memang berjalan jinjit, tapi kali ini berbeda. Kepala saya mulai memberat. Tapi, saya melukis senyum saat melihat Mbak Flo dan Kak Fahri di halaman. "Lho, ngapain kamu ke sini?" Kak Fahri bertanya dengan heran. "Acaranya sudah selesai." Lanjutnya, membuat saya sedikit terbelalak. Saya mengalihkan pandang pada Mbak Flo, dan ia membenarkan. Saya jadi kaget betulan. Tapi kemudian, mereka berdua kompak tertawa. Wah, rupanya saya dikerjai. Saya sedikit menggerutu kesal bercampur tawa, sambil tetap berusaha menahan denyut yang makin menjadi di kepala. Kak Fahri pun memberitahu saya jika dia yang menjadi MC (dadakan) malam ini. Acara bedah buku sesi dua dan tiga tadi sore pun batal terlaksana, karena tak ada penonton. Ah, sayang sekali. Tapi ini mungkin karena perencanaan acara ...