Posts

Showing posts from February, 2016

Kahitna 30 Years Anniversary: Ternyata Rantai Nostalgia itu Belum Putus

Image
“Biar cinta bergelora di dada Biar cinta memadukan kita Cerita cinta yang pertama kurasa Jangan pernah berakhir cerita cinta kita…” — Cerita Cinta Ada hangat di hati saya saat mulai menuliskan ini lagi. Rasanya serupa dengan tumpukan rindu yang sekejap dapat terobati. Ya, berbicara tentang band ini berarti juga kembali merangkum rindu, kembali membincang kenangan. Band ini terbentuk pada 24 Juni 1986, dengan nama Kahitna, yang dalam bahasa Filipina berarti meskipun demikian. Namun kemudian nama itu dipelesetkan ke Bahasa Sunda, sehingga kata Kahitna menjadi berarti yang paling hits. ♯   Musik-musik Kahitna mulai mengakrabi masa kecil saya, karena pada 1992 hingga 1996 silam, ayah sempat menjadi penyiar di sebuah stasiun radio di Malang bernama TT 77. Ada beberapa program yang beliau bawakan saat itu. Dua diantaranya bertajuk Konci (Konsultasi Cinta) dan Tersuci (Terminal Surat Cinta). Banyak pendengar yang curhat tentang masalah asmara mereka, juga mengirim atensi untuk kemudian dib

The Biggest Concert yang Tak Terlihat Seperti Konser Tunggal

Image
Akhir Januari lalu, tak sengaja saya menemukan jadwal acara Afgan untuk bulan Pebruari yang diposting dalam fanpage -nya. Seketika saya terlonjak senang saat membacanya, karena di tanggal 26 nanti, Afgan akan punya acara besar di SCTV, bertajuk The Biggest Concert Afgan: Sound of Love. Afgan sendiri mengatakan bahwa ini adalah konser tunggal pertamanya yang disiarkan secara langsung di televisi. Kalimat The Biggest Concert itu membawa ingatan saya pada konser tunggal Afgan sebelumnya, Dari Hati, yang dihelat Pebruari tahun lalu di JCC. Saat itu, Afgan yang ditemani Erwin Gutawa Orchestra, The Gandarianz, DJ Dipha Barus, Rossa, dan Sherina itu begitu megah, dan membuat saya—yang hanya menyaksikan siaran ulangnya di Trans7, merasa seperti nonton langsung di JCC. Saya pikir, konsep Sound of Love ini akan tak berbeda jauh dengan Dari Hati. ♯ Akhirnya, Pebruari pun menginjak angka 26. Malam itu, pukul setengah sepuluh tepat, saya sudah stay tuned di depan TV. Dan alangkah herannya saya